Rabu, November 26

WASIAT SEBELUM TIDUR

"Ali berkata: Fathimah mengeluhkan alat penggiling yang dialaminya. Lalu pada saat itu ada seorang tawanan yang mendatangai Nabi. Maka Fathimah pergi ke rumah Nabi, namun tidak bertemu dengan beliau. Dia mendapatkan Aisyah. Lalu dia mengabarkan kepadanya. Tatkala Nabi tiba, Aisyah mengabarkan kedatangan Fathimah kepada beliau. Lalu beliau mendatangi kami, yang kala itu kami hendak berangkat tidur. Lalu aku siap berdiri, namun beliau berkata: 'Tetaplah di tempatmu'. Lalu beliau duduk di tengah kami, sehingga aku bisa merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau di dadaku. Beliau berkata: 'Ketahuilah, akan kuajarkan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada apa yang engkau minta kepadaku. Apabila engkau hendak tidur, maka bertakbirlah tiga puluh empat kali, bertasbihlah tiga puluh tiga kali, dan bertahmidlah tiga puluh tiga kali, maka itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu". [Hadits Shahih, riwayat Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, Al-Baihaqy]
Wahai Ukhti Muslimah!
Inilah wasiat Nabi bagi putrinya yang suci, Fathimah, seorang pemuka para wanita penghuni surga. Maka marilah kita mempelajari apa yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita dari wasiat ini.
Fathimah merasa lelah karena banyaknya pekerjaan yang harus ditanganinya, berupa pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, terutama pengaruh alat penggiling. Maka dia pun pergi menemui Rasulullah untuk meminta seorang pembantu, yakni seorang wanita yang bisa membantunya.
Tatkala Fathimah memasuki rumah Nabi, dia tidak mendapatkan beliau. Dia hanya mendapatkan Aisyah (Ummul Mukminin). Lalu Fathimah menyebutkan keperluannya kepada Aisyah. Tatkala beliau tiba, Aisyah mengabarkan urusan Fathimah.
Beliau mempertimbangkan permintaan Fathimah. Dan memang beliau mempunyai beberapa orang tawanan perang, ada pula dari kaum wanitanya. Tetapi tawanan-tawanan ini akan dijual, dan hasilnya akan disalurkan kepada orang-orang Muslim yang fakir, yang tidak mempunyai tempat tinggal dan makanan kecuali dari apa yang diberikan Rasulullah. Lalu beliau pergi ke rumah Ali, suami Fathimah, yang saat itu keduanya siap hendak tidur. Beliau masuk rumah Ali dan Fathimah setelah meminta izin dari keduanya. Tatkala beliau masuk, keduanya bermaksud hendak berdiri, namun beliau berkata: "Tetaplah engkau di tempatmu". "Telah dikabarkan kepadaku bahwa engkau datang untuk meminta. Lalu apakah keperluanmu?".
Fathimah menjawab:"Ada kabar yang kudengar bahwa beberapa pembantu telah datang kepada engkau. Maka aku ingin agar engkau memberiku seorang pembantu untuk membantuku membuat roti dan adonannya. Karena hal ini sangat berat bagiku".
Beliau berkata: "Mengapa engkau tidak datang meminta yang lebih engkau sukai atau lebih baik dari hal itu?". Kemudian beliau memberi isyarat kepada keduanya, bahwa jika keduanya hendak tidur, hendaklah bertasbih kepada Allah, bertakbir, dan bertahmid dengan bilangan tertentu yang disebutkan kepada keduanya. Lalu akhirnya beliau berkata. "Itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu".
Boleh jadi engkau bertanya-tanya apa hubungan antara pembantu yang diminta Fathimah dan dzikir? Orang yang banyak dzikir sebelum berangkat tidur, tidak akan merasa letih. Sebab Fathimah mengeluh letih karena bekerja. Lalu beliau mengajarkan dzikir itu. Begitulah yang disimpulkan Ibnu Taimiyah. Ibnul Qayyim mengisahkan tentang gurunya (Ibnu Taimiyyah, wafat 728 H) bahwa beliau sangat memperhatikan dzikir-dzikir sebelum tidur, dan beliau pun jarang kelelahan. Beliau dapat menulis satu kitab dalam satu hari, padahal kitab tersebut diselesaikan juru tulis pada zaman itu selama satu minggu, dan tulisan beliau sangat bagus. Sampai sekarangpun masih kita dapatkan kitab-kitab beliau sangat banyak.
Begitulah wahai Ukhti Muslimah, wasiat Nabi yang disampaikan kepada salah seorang pemimpin penghuni surga, Fathimah, yaitu berupa kesabaran yang baik. Perhatikanlah bagaimana seorang putri Nabi dan istri seorang shahabat yang mulia, harus menggiling, membuat adonan roti, dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Maka mengapa engkau tidak menirunya?
Maraji’: Al-Khamsuna Wasyiyyah Min Washaya Ar-Rasul Lin Nisa, Edisi Indonesia: Lima Puluh Wasiat Rasulullah Bagi Wanita, Pengarang Majdi As-Sayyid Ibrahim

Tidak ada komentar: