Rabu, November 26

Banyak Maksiat Bikin Hati Hitam Pekat

Pernah ga temen-temen ngrasa ga tenang, gelisah, buat konsentrasi dikit pas pelajaran aja susah, apalagi buat ngehafalin pelajaran. Belum sarapan bisa bikin pikiran ruwet kayak gitu. Tanggal tua mungkin juga memicu pikiran amburadul seperti di atas. Ada juga yang bikin hati ga tenang, pikiran ruwet, tapi sering terlupa kalo hal itulah penyebabnya, yaitu kemaksiatan. Masa sih?
Ini salah satu buktinya. Dulu kala, Imam Syafi’i yang sudah kita kenal sangat cerdas ilmu-ilmu agama itu pernah merasa tak secerdas biasanya. Lalu, beliau pun mendatangi guru beliau, Imam Waqi’i. Imam Waqi’i menasehati Syafi’i agar meninggalkan perbuatan maksiat, karena ilmu merupakan cahaya, dan tak diberikan kepada orang yang bermaksiat. Imam Syafi’i lalu ingat apa yang telah beliau lakukan sebelumnya. Ternyata beliau telah melihat sesuatu yang harom. Beberapa waktu sebelumnya beliau melihat betis seorang wanita yang kainnya tersingkap. Akibatnya hilanglah kemampuan menghafalnya.
Hiii...!!!. Lalu, bagaimana dengan zaman sekarang yang tak hanya betis saja yang kelihatan? Singkat kata, maksiat itu mewariskan kegelapan pada pelakunya. Kalo hati sudah tertutup kegelapan, ia akan susah dimasuki cahaya ilmu.
Kisah Imam Syafi’i di atas merupakan bukti firman Alloh berikut ini:
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka” [Al-Muthoffifiin: 14]
Demikian juga sabda Rosululloh j: “Sesungguhnya jika seorang mukmin mengerjakan dosa, maka ada noda hitam di hatinya. Jika ia bertobat dan beristighfar, maka hatinya jadi bersih. Jika dosanya bertambah, bertambah pula noda hitamnya, hingga menutupi hatinya.” [HR. Tirmidzi dan Nasa’i]
Kalau demikian, kita mesti tahu maksiat-maksiat yang biasa terjadi di kalangan remaja. Bukan untuk dilakukan, tapi sebisa mungkin untuk dihindari.

Sia-Sia

Waktu luang enaknya ngapain? Nongkrong, main game, tiduran, ngobrol, MXit-an, liat film, dan aktivitas santai lainnya merupakan pilihan utama sebagian besar anak muda. Kalo waktu begituan dijumlah dalam sepekan, kita akan mendapatkan hasil yang fantastis, yang bisa bikin kita menyesal kenapa kita menelantarkan waktu. Coba deh, hitung sendiri angka santaimu per hari dan jumlahkan ada berapa jam yang terbuang percuma dalam sepekan.
Rosululloh j bersabda: “Termasuk kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tiada bermanfaat.” [HR. Tirmidzi]
Ingatlah bahwa Alloh telah bersumpah dengan waktu, ini menunjukkan betapa pentingnya waktu bagi kita. Jangan sampai kita enteng-enteng saja berbuat sesuatu tanpa tahu kalau itu perbuatan sia-sia sedangkan kita menganggap bahwa kita telah berbuat sesuatu yang bermanfaat.
Alloh berfirman:
“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” [Al-Kahfi: 104]

Gaul

Sekarang, remaja ga gaul dikatakan ketinggalan zaman. Remaja harus punya banyak teman, baik itu cowok ato’ cewek. Lebih gaul lagi kalo punya pacar.
Di balik konsep gaul tersebut, tersimpan bahaya yang besar. Kalau gaulnya seperti itu pasti akan banyak sekali kontak dengan lawan jenis, dari sekedar pandangan sampai yang lebih berbahaya.
Untuk masalah memandang saja, Rosululloh j bersabda: “Pandangan merupakan anak panah yang terlepas dari anak-anak panah iblis.”
Sedangkan Alloh memerintahkan kita untuk menundukkan pandangan. Sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” [An-Nuur: 30-31]
Kalo udah pacaran, tentu lebih hebat lagi bahayanya, selain sulit untuk menundukkan pandangan, bersepi-sepian berdua biasanya juga dilakukan.
Rosululloh j bersabda: “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan wanita. Sesungguhnya setan adalah orang yang ketiganya.” [Hadits Nabi ada di Silsilah Ahadits Shohihah 430]

Cerita dan Canda

Tidak lepas dari dunia remaja adalah banyaknya cerita-cerita, entah itu cerpen, novel, komik, film, sandiwara, sinetron. Tak hanya menjadi penikmat, ada juga remaja yang suka bikin cerita pendek, nulis novel, main teater, sinetron, dan film.
Jangan kira cerita-cerita itu ga bermasalah. Orang yang bikin cerita khayalan (baca: dusta) untuk hiburan sudah dicap sebagai orang yang celaka oleh Rosululloh j, sebagaimana sabda beliau: “Celakalah orang yang bercerita lalu berbohong untuk membuat orang lain tertawa. Celaka dia! Celaka dia!” [HR. Tirmidzi]
Lho? Apa Rosululloh dan para shahabat ga pernah bercanda? Pernah sih, tapi Rosululloh j bercanda dengan mengatakan yang benar. Dari Abu Huroiroh d: “Para sahabat berkata: ‘Ya Rosululloh, engkau mencandai kami?’ Rosululloh j menegaskan: ‘Ya, hanya saja aku tidak pernah berkata kecuali dengan perkataan yang benar.’ ”
Selain masalah di atas, kebanyakan tertawa juga bikin masalah yang sangat merugikan. Rosululloh j bersabda: “Dan janganlah memperbanyak tertawa, karena banyak tertawa mematikan hati” [HR. Tirmidzi]
Untuk masalah sandiwara, ada hadits shohih yang mencela orang menirukan gerakan orang lain. Dari ‘Aisyah bahwa Rosululloh bersabda: “Sungguh saya tidak suka menirukan seseorang dan sungguh bagi saya seperti ini dan seperti ini.” [HR. Ahmad dan Tirmidzi]

Dandan

Satu lagi yang tak lepas dari dunia remaja, yaitu mode. Tahun berganti, berganti pula model dandanan, pakaian, celana, model rambut. Baju yang dulu dipake anak umur 10 tahun, sekarang mulai dipake remaja putri umur 20-an tahun. Kini, ga hanya telinga yang dibolong, lidah pun diberi anting-anting, entah itu cewek ato cowok.
Semua itu notabene diimpor dari budaya kafir. Bahayanya, bila kita meniru-niru mereka, bisa-bisa kita termasuk golongan mereka.
Rosululloh j bersabda: “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut.” [HR. Abu Dawud]
Mode dandanan remaja sekarang ini juga terbolak-balik. Yang laki-laki berdandan feminim kayak perempuan, yang perempuan berdandan tomboy kayak laki-laki. Jadilah perempuan menyerupai laki-laki dan sebaliknya.
Berkata Ibnu Abbas d, “Rosululloh melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan melaknat perempuan yang menyerupai laki-laki” [HR. Bukhori]

Ganti saja

Aduh... kok banyak banget sih penggelap-penggelap hati ini! Kalo diteruskan, bisa-bisa hati kita benar-benar tertutup akan kebenaran. Wal iyadzu billah! Nah, trus bagaimana?
Sebenarnya untuk masalah harom, Alloh telah menggantinya dengan sesuatu yang halal. Sesuatu yang halal ini bisa kamu kerjakan lebih asyik daripada mengerjakan yang harom tersebut. Selain asyik, tentu saja kamu nggak mendapat dosa, malah insya Alloh akan dapat pahala.
Misalnya saja, untuk mengisi waktu luang pas istirahat, kamu bisa mengerjakan sesuatu yang bermanfaat, seperti sholat Dhuha, baca-baca buku agama di masjid An-Nuur kita tercinta, ikut ta’lim harian, de el el.
Kemudian, daripada gaul bermasalah dengan lawan jenis, sekalian saja lanjutkan ke gerbang pernikahan, dijamin halal dan bisa ngapa-ngapain berdua. Kalo belum siap, secara kita kan masih sekolah, berpuasalah dahulu. Demikian tuntunan Rosululloh j.
Yang suka cerita bisa ganti membaca cerita-cerita orang sholih zaman dahulu. Ada siroh nabi yang perlu dibaca, ada kisah ulama-ulama salaf yang penuh hikmah. Kisah-kisah ini merupakan kisah nyata. Selain isinya menyentuh, hikmahya pun bisa kita ambil dan kita terapkan dalam kehidupan. Ga seperti kisah-kisah khayalan.
Untuk masalah dandan, umat Islam sebenarnya bisa tampil beda. Dengan keadaan zaman sekarang ini, orang yang memakai pakaian syar’i tentu langka, sang pemakai pun pasti tampil beda. Tapi niat pake pakaian syar’i tentu bukan karena ingin tampil beda, harus dengan niat karena tampil syar’i merupakan ibadah yang harus dilaksanakan.
Jadi, ga ada jalan lain kecuali berhijroh, meninggalkan yang harom dan melaksanakan aktivitas yang halal.
Emang sih, hati kita hanya segumpal daging. Namun, hati punya kedudukan yang istimewa. Kalo ga hati-hati merawat hati tentu bisa bikin sakit hati. Sakit hati karena maskiat bukan masalah yang sepele. Ayo, shohibuddin tercinta, sama-sama bersihkan hati kita dari penyakit maksiat!
Maroji’:
Al-Qur-anul Karim
Elfata vol. 4 No.12/2004

Tidak ada komentar: