Rabu, November 26

Melirik Sang Waktu

Adzan seseorang ketika terlahir bayi
Dan akhir dari sholat sampai mati
Menunjukkan masa hidupnya yang singkat
Sebagaimana singkatnya masa,
antara adzan hingga sholat didirikan

Ulat berubah, kupu-kupu indah setelah lewati kesabaran, juga ufuk timur yang kian benderang setelah mentari dipanggil sang jago. Dan semuanya, tak luput dari sebuah waktu yang terus maju, tanpa ragu.
Cepat sekali waktu berlalu, mungkin tak pernah berhenti. Jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik, semuanya senantiasa berubah. Waktu tak dapat ditunda, tak dapat ditahan, dan tak mungkin ada yang mampu mengulang. Itu artinya, usia kita berkurang. Dan kita...semakin dekat dengan kematian.
“Mati !?”
Ketika seseorang dihadapkan pada kata itu, banyak yang berpendapat,
“Kalau sekarang..., nggak mungkin!! Buktinya aku masih bisa mbaca, sluruh tubuhku juga masih utuh, dan aku nggak sakit!”
Bila mereka beranggapan seperti itu, salah. Memang jasad kita masih utuh dan nggak sakit, tapi hati kita yang berpenyakit.
Andai saja batas umur kita bukan sekarang...,
adakah di antara kita yang tidak punya dosa?
lalu... apa kamu yakin sudah bertaubat?
tak hanya itu, apa kamu yakin seluruh amalmu pasti diterima?
Dan semuanya, hanya berujung pada Yang Maha Esa.
Kamu mau kan.., melihat wajah Alloh di surga?

“ Demi waktu matahari sepenggalah naik, dan demi malam apabila sunyi, Robbmu tiada meninggalkanmu dan tiada (pula) benci kepadamu.” (Adh-Dhuhaa: 1-3)
Rosululloh bersabda, “Tiada hari dimana fajarnya telah menyingsing, maka ia berseru, ‘wahai sekalian anak Adam, aku adalah makhluk baru, sebagai saksi.”

Hasan Al-Bashri pernah berkata, “Wahai anak-anak Adam, sesungguhnya dirimu tak lain laksana hari-hari. Jika berlalu satu hari saja, maka telah hilang sebagian dari dirimu.”
Dari kedua perkataan tersebut, dapat kita ambil sebagai pelajaran bahwa permasalahan terbesar setiap orang adalah :
- Ketika kecepatan umur dan waktu hidupnya tidak lebih baik daripada kecepatannya untuk mendekatkan diri kepada Alloh.
- Ketika jumlah detak jantung dan aliran darah yang dipompa dalam tubuhnya tak sebanyak gerak dan pikirnya untuk menjauhkan diri dari maksiat.
- Ketika usia yang terbatas ini tidak berfungsi sebagai pelindung diri dari beratnya adzab dan siksa Alloh.
Mungkinkah ada jaminan bahwa kita pasti mendapatkan nikmat-Nya di akhirat, atau malah sudah pasrah dengan neraka sebagai rumah abadinya kelak...na’uudzu billah...
Tak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan. Sekarang dan jangan tunda-tunda lagi! Semoga Alloh ridho dan meneguhkan kekuatan kita untuk melakukan yang kita niatkan. Amin.
Dalam kesadaran, bahwa setiap detik penuh dengan makna.

Tidak ada komentar: